Sebelum mengenal tentang tipe-tipe kepemimpinan
mari kita bahas terlebih dahulu kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan
adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya
dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan
adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan
pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan
ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan
pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan sendiri memiliki beberapa tipe/gaya
diantaranya :
1.
Kepemimpinan
gaya demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Pemimpin yang demokratik
biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai
unsur dan komponen organisasi.
Pemimpin menempatkan dirinya sebagai pengontrol, pengatur dan pengawas dari
organisasi tersebut dengan tidak menghalangi hak-hak bawahannya untuk
berpendapat. Dia juga berfungsi sebagai penghubung antar departemen dalam suatu
organisasi.
Gaya kepemimpinan demokratis berciri:
A. Wewenang pimpinan tidak mutlak
Yaitu keputusan pimpinan bisa dipengaruhi oleh masukan dari bawahan, bukan sebagai bentuk interferensi, dalam hal ini lebih ditekankan dari asas musyawarah
Yaitu keputusan pimpinan bisa dipengaruhi oleh masukan dari bawahan, bukan sebagai bentuk interferensi, dalam hal ini lebih ditekankan dari asas musyawarah
- Pimpinan
melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
Tidak semua keputusan bergantung pada pimpinan semata. Bawahan memiliki wewenang untuk membuat keputusan, namun masih berada dalam batas sewajarnya - Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
Setiap keputusan yang diambil tidak hanya berasal dari pimpinan mutlak, namun telah dimusyawarahkan terlebih dahulu bersama bawahannya - Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
- Komunikasi
berlangsung timbal balik
Komunikasi antara pimpinan dan bawahan berlangsung dengan baik, tanpa adanya rasa takut atau canggung karena jabatan - Pengawasan
dilakukan secara wajar
Pemimpin tidak melakukan pengawasan kegiatan secara over atau over protective, sehingga tidak ada tekanan pada bawahan saat melakukan kegiatannya, bawahan pun menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan atasannya - Prakarsa
datang dari pimpinan maupun bawahan
Pemrakarsa dari suatu kegiatan yang bermanfaat bagi organisasi tersebut tidak hanya berasal dari pimpinan, bawahan pun diberikan hak yang seluas-luasnya untuk memprakarsai sesuatu yang berdampak positif bagi organisasi tersebut - Banyak kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat
Bawahan bebas untuk berpendapat sesuai dengan asas demokrasi - Tugas
diberikan bersifat permintaan
Tugas yang diberikan pimpinan bisa berasal dari permintaan bawahan yang tentunya berdampak positif bagi organisasi tersebut - Pujian
dan kritik seimbang
Pimpinan dan bawahan tidak selalu saling memuji atau mengkritik, kedua-duanya berjalan seimbang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut - Pimpinan mendorong prestasi bawahan
- Kesetiaan
bawahan secara wajar
Bawahan tidak bersifat sebagai budak yang selalu manut pada atasannya, namun bawahan tetap memiliki rasa hormat yang tinggi pada atasannya - Memperhatikan
perasaan bawahan
Pemimpin bersikap mengayomi kepada bawahan, sehingga pemimpin mengerti apa masalah yang ada pada bawahan, sehingga pemimpin bisa mengambil kebijakan dengan segera - Suasana saling percaya, menghormati dan menghargai
Suasana yang selalu harmonis dalam lingkungan organisasi - Tanggung
jawab dipikul bersama
Kelebihan yang paling utama, yaitu saling bekerja sama dalam mencapai tujuan organisasi
2. Kepemimpinan gaya Paternalistik
Kepemimpinan
gaya paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
A.
Mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan
B.
Mereka bersikap terlalu melindungi.
C.
Mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk mengambil keputusan sendiri.
D.
Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan
kepada bawahan untuk berinisiatif.
E.
Mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri.
F.
Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
3. Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kepemimpinan
kharismatik (charismatic leadership): Kharisma diartikan “keadaan atau bakat
yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal kepemimpinan
seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari masyarakat terhadap
dirinya” atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas kualitas kepribadian
individu.
Pemimpin
kharismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut:
A.
Memiliki visi yang amat kuat atau
kesadaran tujuan yang jelas.
B.
Mengkomunikasikan visi itu secara
efektif.
C.
Mendemontrasikan konsistensi dan fokus.
D.
Mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan
memanfaatkannya.
4.
Kepemimpinan
Gaya Otokratis
Tipe
pemimpin Otokratis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
A. Menganggap
organisasi sebagai milik pribadi
B. Mengidentikan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi
C. Menganggap
bawahan sebagai alat semata- mata
D. Tidak
mau menerima kritik, saran, dan pendapat
E. Terlalu
bergantung kepada kekuasaan formalnya
F. Dalam
tindakan penggerakannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur
paksaan dan punitif (bersifat menghukum)
5.
Kepemimpinan Gaya Militeristis
Gaya
Militeristis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
A.
Sering mempergunakan sistem perintah
dalam menggerakkan bawahannya
B.
Senang bergantung pada pangkat dan
jabatan dalam menggerakkan bawahannya
C.
Senang kepada formalitas yang berlebih-
lebihanMenuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
D.
Sukar menerima kritikkan dari bawahan
E.
Menggemari upacara- upacara untuk
berbagai acara dan keadaan.
Gaya kepemimpinan yang
dimiliki oleh ayah saya adalah kepemimpinan gaya demokratis. Karena selalu
meminta masukan-masukan dari ibu istri atau anak-anaknya, untuk memutuskan
sesuatu pun beliau selalu meminta nasehat dari keluaarga dan saudara. Gaya
kepemimpinan tersebut menurut saya termasuk dalam kepemimpinan gay demokratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar