Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan,
dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Pendidikan juga adalah hak bagi setiap warga negara indonesia baik tua ataupun
muda. Sebuah hak atas pendidikan juga telah diakui oleh beberapa
pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional
tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas
pendidikan. Akan tetapi
bagaimana jadinya kalau pendidikan terhambat oleh sarana dan prasarana sekolah
seperti tidak adanya gedung untuk belajar, fasilitas penunjang yang sangat
minim, pemerintah yang kurang tanggap, wilayah yang terpencil dan tidak adanya
guru yang mengajar akibat berbagai alasan. Di Indonesia ternyata masih banyak
daerah-daerah perbatasan yang tidak mendapatkan hak pendidikan sebagai mana
mestinya, bahkan tak sedikit juga yang lebih memilih untuk bersekolah di negara
tetangga malaysia. Pemerintah sudah seharusnya memberikan perhatian
lebih terhadap sekolah-sekolah di wilayah perbatasan karena pemerintah yang
mempunyai wewenang lebih terhadap pendidikan. Dan di dukung juga oleh
masyarakat di wilayah perbatasan, guru-guru yang mengajar di wilayah perbatasan
dan pemerintah daerah.
Melihat di kota-kota besar
pendidikan sudah mulai bisa berkembang dan para calon siswa bisa memilih
sekolah yang mereka sukai dan mereka dambakan sejak kecil ataupun sejak lulus
dari sekolah dasar. Sekolah di kota-kota besar sudah memenuhi kriteria yang
bagus untuk tingkat pendidikan dilihat dari segi kualitas pendidikan,
infrastruktur, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Melihat itu semua, marilah
kita menengok kebelakang maksudnya menengok sekolah-sekolah yang masih sangat
jauh tertinggal dari segi infrastruktur, kualitas pendidikan, sarana dan
prasarana, sekolah-sekolah ini kebanyakan terletak di daerah
perbatasan-perbatasan Indonesia, mendengarnya saja sudah sangat tidak layak
apalagi melihat kenyataannya. Siswa dan orang tua serta para guru di
sekolah-sekolah perbatasan pastilah sangat kecewa melihat buruk nya kualitas
pendidikan di daerah mereka (daerah perbatasan). Para orang tua pun mencari
cara agar anak nya bisa merasakan pendidikan dengan kualitas yang memadai dan
kualitas yang bagus karena melihat sekolah-sekolah di daerah mereka sangatlah
memprihatinkan. Pasti nya orang tua tidak mau anaknya memperoleh pendidikan
yang kurang memadai. Disamping itu orang tua melihat sekolah-sekolah yang ada
di negeri tetangga (Malaysia) kualitas pendidikan nya memadai, sarana dan
prasarana lengkap, infrastruktur sekolah bagus dan modern, melihat itu semua
para orang tua di daerah perbatasan memilih menyekolahkan anak nya di sekolah
yang ada di negeri tetangga walaupun itu bukan Negara sendiri.
Banyak penyebab anak-anak lebih
memilih untuk bersekolah di Malaysia
Penyebabnya mungkin sangat beragam
dan banyak sekali diantaranya karena infrastruktur yang belum memadai, dari
mulai bangunan yang sudah tua dan sudah tidak layak pakai dan sarana prasarana
lainnya yang belum ada ataupun sudah lama rusak, sarana prasarana ataupun
infrastruktur sangat berperan dalam dunia pendidikan terutama di sekolah karena
dengan sarana dan prasarana yang lengkap mampu membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan dan juga terkendali selain itu infrastruktur juga menunjang agar
sekolah itu bisa dikatakan layak di pakai untuk mendidik para siswa dan para
siswa juga nyaman belajar di sekolah yang infrastruktur nya memadai atau layak
pakai. Saat ini di Indonesia masih banyak sekali sekolah-sekolah yang sarana
dan prasarana nya kurang memadai ataupun belum tersedia, dan juga infrastruktur
yang harus segera di perbaiki apalagi di suatu wilayah perbatasan Indonesia
tepat nya di provinsi Kalimantan Barat. Dinas Pendidikan Kalimantan Barat
mencatat :
1.
Untuk kategori SD/MI
ada sekitar 4.816 gedung SD/MI
terdiri 21.507 ruang belajar dengan kondisi baik 11.867 ruang, rusak berat 3.820
ruang, rusak sedang 3.151 ruang dan rusak ringan 2.627 ruang.
2.
Untuk kategori SMP/MTs
Gedung SMP/MTS sebanyak 1.507
sekolah terdiri 5.342 ruang belajar, dalam kondisi baik 3.907 ruang, rusak
berat 452 ruang, sedang 457 ruang dan 526 rusak ringan. Kemudian SMA/MA
sebanyak 493 gedung sekolah dengan total ruang belajar 2.253 ruang, terdiri
1.794 ruang belajar kondisi baik, 97 rusak berat, 117 rusak sedang dan 245
mengalami rusak ringan.
3.
Untuk kategori SMK
gedung SMK sebanyak 137 unit
terdiri 1.006 ruang belajar, terdiri 758 kondisi baik, 52 ruang rusak berat,
114 ruang rusak sedang dan 85 ruang mengalami rusak ringan.
Selain itu dari segi infrastruktur,
para orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke Malaysia karena jarak
yang lebih dekat dan biaya yang murah jika dibandingkan dengan sekolah di negri
sendiri. Biaya mahal adalah salah satu alasan yang menonjol, menurut bupati
kapuas hulu masyarakat perbatasan menganggap bahwa program biaya gratis hanya
ada di televisi saja tetapi tidak nyata di lapangan. Sekolah gratis hanya untuk
kota-kota besar namun tidak untuk masyarakat perbatasan. Kurang nya perhatian
dari pemerintah pusat terhadap sekolah-sekolah yang ada di wilayah perbatasan
membuat para masyarakat dan anak-anak perbatasan sudah tidak percaya lagi
dengan sekolah-sekolah yang ada di negeri sendiri akibat nya mereka memilih
untuk sekolah di negeri tetangga, pemerintah pusat entah kemana melihat
sekolah-sekolah yang sudah mulai rapuh dan akan ditinggalkan para siswa nya.
Sekolah-sekolah yang berada di
wilayah perbatasan umumnya luput dari pandangan-pandangan pemerintah daerah
ataupun pemerintah pusat. Melihat sekolah-sekolah yang berada di wilayah
perbatasan kondisinya sangatlah kurang diperhatikan, akibatnya anak-anak yang
tinggal di wilayah perbatasan enggan untuk sekolah di negera sendiri karena
sekolah-sekolah yang ada di daerah sendiri kondisi sangat tidak layak untuk
digunakan sebagai sarana pendidikan untuk anak-anak. Akibatnya lagi anak-anak
enggan untuk melanjutkan pendidikan karena letak sekolah yang jauh, jarak
tempuh nya berkilo-kilometer dan itu harus ditempuh jalan kaki karena tidak ada
kendaraan umum dan medan yang dilalui nya pun sulit, karena jalan nya yang
setapak dan masih bentuk tanah, setiap hari anak-anak di wilayah perbatasan
harus menempuh jarak yang jauh untuk sekolah terkadang jalannya saja
membutuhkan waktu yang berjam-jam bandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di
kota-kota ditempuh dengan hanya hitungan menit itu juga bisa menggunakan
kendaraan sendiri ataupun kendaraan umum.
Kesimpulan
Untuk memperbaiki pendidikan
disuatu wilayah khususnya di wilayah perbatasan harus ada kesadaran dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan di dukung oleh masyarakat dan
anak-anak yang ingin mengenyam pendidikan. Karena dengan begitu, pendidikan di
wilayah perbatasan bisa lebih berkembang dan bukan tidak mungkin bisa maju dan
bersaing dengan pendidikan yang ada di wilayah perkotaan bahkan Internasional.
Terima kasih :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar