Kamis, 25 September 2014

Pendidikan di kawasan perbatasan Indonesia


Anak-anak perbatasan indonesia yang lebih memilih untuk bersekolah di negara tetangga malaysia.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan juga adalah hak bagi setiap warga negara indonesia baik tua ataupun muda. Sebuah hak atas pendidikan juga telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat global, Pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Akan tetapi bagaimana jadinya kalau pendidikan terhambat oleh sarana dan prasarana sekolah seperti tidak adanya gedung untuk belajar, fasilitas penunjang yang sangat minim, pemerintah yang kurang tanggap, wilayah yang terpencil dan tidak adanya guru yang mengajar akibat berbagai alasan. Di Indonesia ternyata masih banyak daerah-daerah perbatasan yang tidak mendapatkan hak pendidikan sebagai mana mestinya, bahkan tak sedikit juga yang lebih memilih untuk bersekolah di negara tetangga malaysia. Pemerintah sudah seharusnya memberikan perhatian lebih terhadap sekolah-sekolah di wilayah perbatasan karena pemerintah yang mempunyai wewenang lebih terhadap pendidikan. Dan di dukung juga oleh masyarakat di wilayah perbatasan, guru-guru yang mengajar di wilayah perbatasan dan pemerintah daerah.
Melihat di kota-kota besar pendidikan sudah mulai bisa berkembang dan para calon siswa bisa memilih sekolah yang mereka sukai dan mereka dambakan sejak kecil ataupun sejak lulus dari sekolah dasar. Sekolah di kota-kota besar sudah memenuhi kriteria yang bagus untuk tingkat pendidikan dilihat dari segi kualitas pendidikan, infrastruktur, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Melihat itu semua, marilah kita menengok kebelakang maksudnya menengok sekolah-sekolah yang masih sangat jauh tertinggal dari segi infrastruktur, kualitas pendidikan, sarana dan prasarana, sekolah-sekolah ini kebanyakan terletak di daerah perbatasan-perbatasan Indonesia, mendengarnya saja sudah sangat tidak layak apalagi melihat kenyataannya. Siswa dan orang tua serta para guru di sekolah-sekolah perbatasan pastilah sangat kecewa melihat buruk nya kualitas pendidikan di daerah mereka (daerah perbatasan). Para orang tua pun mencari cara agar anak nya bisa merasakan pendidikan dengan kualitas yang memadai dan kualitas yang bagus karena melihat sekolah-sekolah di daerah mereka sangatlah memprihatinkan. Pasti nya orang tua tidak mau anaknya memperoleh pendidikan yang kurang memadai. Disamping itu orang tua melihat sekolah-sekolah yang ada di negeri tetangga (Malaysia) kualitas pendidikan nya memadai, sarana dan prasarana lengkap, infrastruktur sekolah bagus dan modern, melihat itu semua para orang tua di daerah perbatasan memilih menyekolahkan anak nya di sekolah yang ada di negeri tetangga walaupun itu bukan Negara sendiri.

Banyak penyebab anak-anak lebih memilih untuk bersekolah di Malaysia
Penyebabnya mungkin sangat beragam dan banyak sekali diantaranya karena infrastruktur yang belum memadai, dari mulai bangunan yang sudah tua dan sudah tidak layak pakai dan sarana prasarana lainnya yang belum ada ataupun sudah lama rusak, sarana prasarana ataupun infrastruktur sangat berperan dalam dunia pendidikan terutama di sekolah karena dengan sarana dan prasarana yang lengkap mampu membuat suasana belajar menjadi menyenangkan dan juga terkendali selain itu infrastruktur juga menunjang agar sekolah itu bisa dikatakan layak di pakai untuk mendidik para siswa dan para siswa juga nyaman belajar di sekolah yang infrastruktur nya memadai atau layak pakai. Saat ini di Indonesia masih banyak sekali sekolah-sekolah yang sarana dan prasarana nya kurang memadai ataupun belum tersedia, dan juga infrastruktur yang harus segera di perbaiki apalagi di suatu wilayah perbatasan Indonesia tepat nya di provinsi Kalimantan Barat. Dinas Pendidikan Kalimantan Barat mencatat :
1.      Untuk kategori SD/MI
ada sekitar 4.816 gedung SD/MI terdiri 21.507 ruang belajar dengan kondisi baik 11.867 ruang, rusak berat 3.820 ruang, rusak sedang 3.151 ruang dan rusak ringan 2.627 ruang.
2.      Untuk kategori SMP/MTs
Gedung SMP/MTS sebanyak 1.507 sekolah terdiri 5.342 ruang belajar, dalam kondisi baik 3.907 ruang, rusak berat 452 ruang, sedang 457 ruang dan 526 rusak ringan. Kemudian SMA/MA sebanyak 493 gedung sekolah dengan total ruang belajar 2.253 ruang, terdiri 1.794 ruang belajar kondisi baik, 97 rusak berat, 117 rusak sedang dan 245 mengalami rusak ringan.

3.      Untuk kategori SMK
gedung SMK sebanyak 137 unit terdiri 1.006 ruang belajar, terdiri 758 kondisi baik, 52 ruang rusak berat, 114 ruang rusak sedang dan 85 ruang mengalami rusak ringan.
Selain itu dari segi infrastruktur, para orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke Malaysia karena jarak yang lebih dekat dan biaya yang murah jika dibandingkan dengan sekolah di negri sendiri. Biaya mahal adalah salah satu alasan yang menonjol, menurut bupati kapuas hulu masyarakat perbatasan menganggap bahwa program biaya gratis hanya ada di televisi saja tetapi tidak nyata di lapangan. Sekolah gratis hanya untuk kota-kota besar namun tidak untuk masyarakat perbatasan. Kurang nya perhatian dari pemerintah pusat terhadap sekolah-sekolah yang ada di wilayah perbatasan membuat para masyarakat dan anak-anak perbatasan sudah tidak percaya lagi dengan sekolah-sekolah yang ada di negeri sendiri akibat nya mereka memilih untuk sekolah di negeri tetangga, pemerintah pusat entah kemana melihat sekolah-sekolah yang sudah mulai rapuh dan akan ditinggalkan para siswa nya.
Sekolah-sekolah yang berada di wilayah perbatasan umumnya luput dari pandangan-pandangan pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat. Melihat sekolah-sekolah yang berada di wilayah perbatasan kondisinya sangatlah kurang diperhatikan, akibatnya anak-anak yang tinggal di wilayah perbatasan enggan untuk sekolah di negera sendiri karena sekolah-sekolah yang ada di daerah sendiri kondisi sangat tidak layak untuk digunakan sebagai sarana pendidikan untuk anak-anak. Akibatnya lagi anak-anak enggan untuk melanjutkan pendidikan karena letak sekolah yang jauh, jarak tempuh nya berkilo-kilometer dan itu harus ditempuh jalan kaki karena tidak ada kendaraan umum dan medan yang dilalui nya pun sulit, karena jalan nya yang setapak dan masih bentuk tanah, setiap hari anak-anak di wilayah perbatasan harus menempuh jarak yang jauh untuk sekolah terkadang jalannya saja membutuhkan waktu yang berjam-jam bandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di kota-kota ditempuh dengan hanya hitungan menit itu juga bisa menggunakan kendaraan sendiri ataupun kendaraan umum.

Kesimpulan
Untuk memperbaiki pendidikan disuatu wilayah khususnya di wilayah perbatasan harus ada kesadaran dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan di dukung oleh masyarakat dan anak-anak yang ingin mengenyam pendidikan. Karena dengan begitu, pendidikan di wilayah perbatasan bisa lebih berkembang dan bukan tidak mungkin bisa maju dan bersaing dengan pendidikan yang ada di wilayah perkotaan bahkan Internasional.
 
Terima kasih :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar